KOMPAS, Macet? Nebeng saja!
4 Nopember 2012
OTOMOTIF | Macet
Macet? Nebeng Saja!
MOBIL-mobil membentuk rangkaian panjang mengular, merambat tersendat-sendat. Satu atau dua orang duduk dengan penat di dalam kendaraan berkapasitas empat sampai tujuh orang itu.
Kemacetan telah menjadi persoalan harian Jakarta yang berbuntut pada penurunan kualitas hidup. Waktu banyak tersita di jalan. Kualitas udara memburuk. Angka terjadinya kecelakaan tinggi. Stress meningkat. Belum lagi triliunan rupiah menguap dari bahan bakar yang terbuang sia-sia.
Pada awal 2005, di jalan tol Merak-Jakarta, situasi macet yang dialami hampir semua warga Jakarta itu juga dirasakan Rudyanto Linggar. Jalanan Jakarta kepayahan mengatasi banyaknya jumlah kendaraan yang melintas di atasnya. Arus pun pampat. Ketika melihat sekelilingnya, di mana mobil-mobil yang berukuran cukup besar hanya membawa satu dua orang. Rudyanto menyadari ada yang bisa dilakukan untuk sedikit memberikan perubahan positif.
"Kalau dua mobil bisa disatukan menjadi satu mobil , selain kemacetan bisa berkurang, BBM pun dapat dihemat 50 persen," ujar Rudy tentang apa yang tercetus di kepalanya waktu itu. Ide itu direalisasikannya. Ia mulai mengajak teman dan keluarganya yang tujuannya satu arah untuk bergabung di mobilnya.
Rudy ingin gerakan ini menyebar ke orang-orang lain. "Tapi saya memperkirakan mereka kesulitan mendapatkan rekan berbagi kendaraan apabila sembarangan mengangkut orang di pinggir jalan karena ada risiko keamanan," katanya lebih lanjut. Maka ia pun merasakan perlunya dibentuk suatu wadah komunikasi yang mengakomodasi kepentingan para penebeng dan pemberi tebengan. Berawal dari milis, Komunitas Nebeng saat ini memiliki situs web www.nebeng.com, dimana semua orang bisa mendaftar jadi anggotanya dan berkontribusi baik sebagai penebeng maupun pemberi tebengan.
Kini www.nebeng.com telah beranggotakan kurang lebih 43 ribu orang. 90 persennya dari Jabodetabek. Jumlah pemberi tebengan sekitar 15ribu orang dan penebeng 28 ribu orang. Dengan asumsi para penebeng sebelumnya menggunakan kendaraan pribadi dan menghabiskan lima liter bahan bakar dalam sehari, gerakan nebeng ini telah hemat 140 ribu liter BBM dalam sehari. Jumlah kendaraan yang melintas di jalan raya pun berkurang sekitar 28 ribu per hari. Angka yang mencengangkan.
Penduduk Jabodetabek sendiri saat ini berkisar 30 juta orang. Bayangkan perubahan yang dapat dicapai apabila 50 persennya mau berbagi kendaraan. [NOV]