SRIWIJAYA In-flight Magazine : MENGURANGI KONTRIBUSI TERHADAP KEMACETAN
Edisi 40 / Juni 2014
Teks: Esther Hasugian | Foto: Dok. Nebeng.com
LELAH DENGAN KEMACETAN JAKARTA? COBA LIRIK KOMUNITAS NEBENG.COM. KOMUNITAS INI BERUSAHA UNTUK MENGURANGI KEMACETAN MELALUI TEBENG MENEBENG.
Nebeng.com berawal dari pengalaman pribadi Rudyanto yang berkali-kali harus dihadapkan dengan kondisi lalu lintas yang hampir tidak bergerak di tahun 2005. "Saat itu, saya sering memperhatikan sebelah kiri dan kanan saya, depan dan belakang saya, banyak mobil yang isinya hanya satu orang saja," tutur Rudy. Ia kemudian melanjutkan, "Jadi saya punya ide, kalau dari dua mobil jadi satu mobil, kemacetan ini tentu akan berkurang."
Meski beranjak dari kondisi yang terilang tak memuaskan tersebut, ternyata ada banyak manfaat dengan berbagi tumpangan dengan pengguna jalan lainnya. "Di tahun yang sama, waktu itu ada rencana kenaikan tarif BBM hingga 100%. Dengan berbagi tumpangan, biaya transportasi terutama bahan bakar bisa dikurangi secara signifikan dengan cara ini," paparnya.
Kombinasi kedua alasan tersebut kemudian mendorong Rudy untuk meluncurkan situs nebeng.com yang menjadi wadah bagi warga yang ingin bergabung dalam komunitas berbagi tumpangan ini. Sambutan baik dari masyarakat selama hampir Sembilan tahun tercermin pada keanggotaan yang telah mencapai angka 55.000 orang. Dengan mengurangi jumlah kendaraan yang turun ke jalan raya, kemacetan dan penggunaan bahan bakar minyak pun menjadi lebih rendah.
Meski dua alasan tersebut tampak memadai bagi orang-orang yang ingin menjadi anggota komunitas, ternyata masih ada beberapa pertimbangan lain mengapa nebeng.com menjadi salah satu komunitas yang banyak memperoleh perhatian. Misalnya saja, pengurangan polusi yang bersumber dari kendaraan, baik mobil maupun sepeda motor. Polusi sendiri merupakan masalah utama daerah khusus ibukota ini.
Rudy juga menyinggung mengenai beberapa kelebihan lain dari gerakan ini. Banyaknya warga yang bergabung dalam komunitas nebeng.com disebabkan juga oleh faktor biaya transportasi yang terus meningkat seiring dengan kenaikan tarif BBM. Menurutnya, banyak anggota komunitas ini yang setelah bergabung dapat mengalokasikan dana yang tadinya habis untuk transportasi kepada hal-hal lain, seperti benda-benda elektronik dan liburan.
Kepedulian akan kondisi jalanan di daerah khusus ibukota dan wilayah sekitarnya tidak hanya dirasakan oleh anggota komunitas ini. Dalam sembilan tahun sejak terbentuknya nebeng.com, kemunculan gerakan sejenis lain di Indonesia pun tak terelakkan. Namun, tidak berarti nebeng.com kemudian kehilangan pengguna situs begitu saja. Ada satu hal yang signifikan membedakan komunitas ini dari kelompok lainnya yang ada di Jakarta.
Rudy menjelaskan bahwa dalam komunitas nebeng.com, risiko yang berhubungan dengan keamanan dan keselamatan anggota lebih kecil. Di sini, anggota komunitas yang berbagi tumpangan harus saling mengenal terlebih dahulu. Tak hanya saling kenal, namun juga saling percaya. Menurutnya, komunitas ini berkembang karena tujuan utamanya adalah berbagi tumpangan secara aman.
"Berbagi kendaraan dengan mengangkut sembarangan orang dari pinggir jalan tanpa mengetahui siapa mereka, risikonya besar," kata Rudy. Kelebihan utama komunitas ini adalah sistem verifikasi data anggota untuk menjamin keamanan dan keselamatan pengguna. "Jadi sebelum berbagi tumpangan, yang belum kenal, ya kenalan dulu," tambahnya.
Verifikasi data pemberi dan penerima tumpangan dilakukan dengan teliti. Misalnya, selain nomor ponsel, pemberi dan penerima tumpangan juga harus menyediakan nomor telepon rumah, kantor dan alamat email. Jika rasa saling percaya telah terjalin di antara pemberi dan penerima tumpangan, maka berbagi kendaraan pun akan berjalan baik.
TITIK TEMU BERBAGI LAPISAN MASYARAKAT
Dikenalnya nama nebeng.com di kalangan masyarakat luas tak terlepas dari namanya yang unik. Mengapa memilih kata 'nebeng'? Rudy bercerita, "Tahun 2005, kantor saya masih di daerah Kamal. Untuk keluar dan memperoleh akses ke angkutan umum, sya harus berjalan kaki sekitar 300 meter. Teman saya kemudian menawarkan, 'nebeng saya saja',".
"Namun bukan berarti berbagi tumpangan di nebeng.com harus gratis ya. Kemungkinannya ada, tapi kalau mau iuran atau pantungan biaya bensin dan tol juga silakan," jelasnya.
Lantas bagaimana cara menemukan anggota lain yang memiliki rute yang sama? Rudy mengatakan ada dua cara pencarian melalui situs tersebut. Yang pertama adalah penerima tumpangan yang mencari anggota dengan kendaraan yang masih memiliki tempat untuk penumpang. Yang kedua adalah cara sebaliknya, yakni mencari anggota nebeng.com untuk berkendara bersama-sama.
Caranya adalah dengan mendaftarkan diri terlebih dahulu secara on-line serta membeli poin nebeng(pone). Setelah itu, calon anggota kemudian akan memperoleh akses ke data baik pemberi maupun penerima tumpangan. Saat ini, anggota situs ini terdiri dari 18 ribu pemberi tumpangan dan 37 ribu pemberi tumpangan. Rudy juga menyebutkan, hingga saat ini, tanggapan yang diterima dari anggota secara keseluruhan bersifat positif.
"DI TAHUN YANG SAMA, WAKTU ITU ADA RENCANA KENAIKAN TARIF BBM HINGGA 100%. DENGAN BERBAGI TUMPANGAN, BIAYA TRANSPORTASI TERUTAMA BAHAN BAKAR BISA DIKURANGI SECARA SIGNIFIKAN DENGAN CARA INI."
Sumber : SRIWIJAYA In-flight Magazine