www.budpar.go.id : Optimalisasi Teknologi Informasi ala Para Pejuang Inovasi
4-Jul-2013 16:00
Industri kreatif berbasis teknologi informasi di Indonesia mulai menunjukan perkembangan yang positif tidak hanya secara kuantitas tapi juga kualitas para penggunanya. Selain meningkatnya jumlah pengguna, masyarakat Indonesia juga mulai menggali potensi teknologi informasi sebagai medium pemecahan masalah hingga memberikan keuntungan secara ekonomis, hal ini dapat dilihat dari munculnya para pelaku pemula (start-ups) bidang TI di Indonesia.
Sebagai sebuah bentuk apresiasi terhadap para pelaku ekonomi kreatif berbasis TI, Ogilvy & Mather Indonesia dan Google Indonesia menyelenggarakan acara Indonesia Innovates sekaligus memberikan penghargaan kepada 6 start-ups sebagai pahlawan inovasi Indonesia. Enam start-ups tersebut dinilai mampu memberikan inovasi dan mengoptimalisasi teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari.
"Inovasi adalah bagian penting dari yang kita definisikan sebagai ekonomi kreatif, yaitu bagaimana kita bisa menciptakan berbagai hal yang memiliki nilai tambah. Dengan basis teknologi dan pengetahuan yang kita miliki, kita bisa menciptakan nilai tambah, penyelesaian masalah ekonomi, sosial dan politik, bahkan meningkatkan produktifitas," ungkap Menparekraf, Mari Elka Pangestu saat memberikan sambutan pada pembukaan Indonesia Innovates di Hotel Shangrila Jakarta, Rabu (3/7).
Enam start-ups Indonesia yang mendapatkan penghargaan Pahlawan Inovasi Indonesia (Indonesia Inovation Heroes) adalah Lianna Gunawan (laspinacollection.com), Aldi Haryopratomo (ruma.co.id), Bambang Basuki (mitranetra.or.id), Rudyanto Linggar (nebeng.com), Nancy Margried (jbatik.com) dan Briliant Yotenega bersama Ollie Salsabeela (nulisbuku.com). Pahlawan Inovasi dipilih atas kontribusi mereka dalam menggunakan internet untuk mendorong perubahan positif di berbagai aspek kehidupan baik sosial, ekonomi, budaya, edukasi dan pengembangan komunitas.
Ruma, Nebeng.com dan Mitranetra dinilai mampu bergerak memecahkan masalah yang terjadi disekitar dengan memaksimalkan potensi teknologi. La Spina, batik fractal (jbatik) dan nulisbuku.com berhasil mengembangkan potensi ekonomi kreatif diluar teknologi dengan mengoptimalkan teknologi informasi sebagai media promosi maupun menjaring komunitas.
Ruma.co.id bergerak dibidang pelatihan strategi pemasaran dan pembiayaan bagi para pengusaha kecil. Nebeng.com didirikan sebagai alternatif mengatasi kemacetan lalulintas dengan menjadi perantara memberikan tumpangan kendaraan Sedangkan mitranetra adalah perpustakaan online khusus buku braille dan audio yang membantu para tunanetra untuk menambah pengetahuan. Laspina merupakan sebuah perusahaan sepatu dan tas produksi Indonesia yang menggunakan platform online untuk penjualan. Batik Fractal dikembangkan untuk pelestarian batik dengan mengembangkan perangkat lunak sehingga masyarakat dapat membuat pola batik menggunakan rumus matematika. Nulisbuku.com didirikan sebagai komunitas online bagi para penulis serta memudahkan mereka untuk mempublikasikan karya.
Dalam sambutannya, Menparekraf menyayangkan belum optimalnya penggunaan internet di Indonesia, meski masyarakat Indonesia sudah cukup terkoneksi dengan internet, terlebih lagi dengan media sosial dilihat dari tingginya pengguna facebook, twitter dan media sosial lain.
"Pemanfaatan internet di Indonesia memang masih rendah dibanding dengan negara lain. Nilai tambah dari semua ini belum bisa di ukur menggunakan nominal dan potensinya masih belum digali secara utuh" papar Menparekraf.
Selain Menparekraf, Acara Indonesia Innovates juga dihadiri oleh Rudy Ramawy Country Head Google dan Ann Lavin-Director, Public Policy&Government affairs, Southeast Asia and Greater China at Google Asia Pacific. Senada dengan Menparekraf, Rudy Ramawy juga memaparkan besarnya potensi yang dimiliki oleh Indonesia terkait dengan pengembangan berbasis teknologi Informasi.
"Mengingat potensi ekonomi yang luar biasa dari Internet, sangat penting untuk senantiasa menciptakan sebuah lingkungan dimana pencipta (innovator) muda berbasis lokal dapat terus terinsipirasi dan mengembangkan diri mereka serta terus berupaya untuk menciptakan produk dengan dampak global," Jelas Rudy.
Dalam acara yang sama, Menparekraf menjelaskan secara sederhana terdapat 5 tantangan dalam mengembangkan potensi ekonomi kreatif di Indonesia khususnya dibidang TI yaitu ; (1) Pengembangan sumber daya masyarakat den teknologi termasuk para pelaku menciptakan inovasi, jaringan dan berkolaborasi; (2) Pengembangan Industri Kreatif agar memiliki nilai tambah; (3) Akses pembiayaan bagi para pelaku ekonomi kreatif; (4) Akses pasar bagi produk kreatif yang dihasilkan, baik pasar secara tradisional maupun online marketing dan (5) mengenai kelembagaan termasuk hak kekayaan intelektual (HAKI) dan penciptaan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan usaha. (Puskompublik)
Sumber: http://www.budpar.go.id/asp/detil.asp?c=16&id=2318